Rabu, 04 Mei 2011

Indonesia Masih Sangat Menarik untuk Investasi


Pemerintah ingin melakukan finalisasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam waktu dekat. Bank-bank seperti JP Morgan diharapkan dapat memberikan atensi. Demikian dikatakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan ketika ditemui wartawan, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima CEO JP Morgan Jaime Dimon di Kantor Presiden, Selasa (3/5) sore.

Untuk mewujudkan MP3EI dibutuhkan dana tidak kecil. Dari Indonesia sendiri, BUMN sudah memberikan komitmen pembiayaan sebesar 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp 835 triliun. "Belum yang non BUMN dan investor luar negeri. Ini semuanya perlu pinjaman, dan itu saya rasa perannya JP Morgan di situ," Gita menjelaskan. Belum ada komitmen khusus antara JP Morgan dan pemerintah Indonesia.

Selain JP Morgan, bank-bank lain, baik dalam ataupun luar negeri, akan diimbau untuk berpartisipasi dalam pembiayaan. Menurut Gita, biaya yang diperlukan untuk implementasi MP3EI sekitar 300 miliar dolar AS. Selain komitmen 100 miliar dolar AS dari BUMN, diharapkan perusahaan domestik menyumbang 100 miliar AS, dan sisanya investor asing.

"Itu kan bungkusnya ekuitas dan utang. Jadi, utangnya itu mau nggak mau harus datang dari lembaga keuangan, dalam dan luar negeri,” Gita menambahkan. Untuk target investasi, lanjut Gita, tidak ada perubahan. Pemerintah masih menargetkan peningkatan 15 persen tahun ini.

Selain membicarakn tentang MP3EI, pertemuan Presiden SBY dan pimpinan JP Morgan juga membahas bantuan kepada Indonesia melalui Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk penyelesaian Global Bound, sebesar 500 juta dolar AS. "Ini saya rasa menunjukkan titik terang karena pricing yang terjadi untuk Global Bound kemarin itu mencerminkan Indonesia sudah bisa menjadi investment grade," ujar Gita.

Pemerintah mengharapkan melalui Jaime Dimon dapat disuarakan ke lembaga-lembaga internasional bahwa Indonesia sudah berhak menjadi negara yang statusnya investment grade. "Kita kan sudah Double B Plus, mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa menjadi Triple B Minus," kata Kepala BKPM.

JP Morgan, ujar Gita, sangat mengapresiasi prospek ekonomi Indonesia yang secara fiskal sudah menata secara prudence dengan disiplin dan rasio GDP yang sangat rendah, yakni 26 persen. Stabilitas nasional juga sudah bisa dibina tanpa peningkatan suku bunga sesering yang dilakukan pemerintah Tiongkok dan India. "Itu hal-hal yang sangat diapresiasi mereka. Beliau (Jamie Dimon) berpendapat Indonesia masih sangat menarik untuk menjadi iklim investasi," kata Gita.

Sementara itu, perihal pelaksanaan Overseas Private Investment Coorporation (OPIC) yang akan diadakan besok, Gita menjelaskan bahwa program tersebut merupakan inisiatif pemerintah AS supaya Indonesia dapat menjadi tuan rumah. Acara ini akan dihadiri oleh sekitar 250 orang. "Ini perusahaan dari Amerika dalam bidang infrastruktur, pembaharuan energi, dan juga semua medium enterprises. Mudah-mudahan ada teknologi juga, supaya kita bisa melakukan joint investment dan joint production dengan perusahaan-perusahaan dari AS," tandasnya

(www.presidenri.go.id, 03 mei 2011)

0 Comments:

Post a Comment



Blogger templates made by AllBlogTools.com