Kamis, 05 Mei 2011

Gubernur Genjot Produktivitas Kakao

Tambah 16 Kabupaten Sebagai Daerah Penghasil Utama

Jajaran PT Nestle Indonesia bertemu dengan Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (5/5). Kedatangan petinggi produsen cokelat kelas dunia yang berpusat di Swiss tersebut untuk melaporkan rencana workshop pengembangan kakao berskala internasional di Makassar 1 Juni nanti.
Selain itu, pertemuan itu sebagai penjajakan awal kerja sama pengembangan kakao Sulsel hingga perintisan pembangunan industri kakao di daerah ini.
"Rencananya, kami akan menggelar workshop pengembangan kakao berskala internasional di Makassar pada 1 Juni nanti," ujar Deborah Tjandrakusuma dari PT Nestle Indonesia.
Ia mengungkapkan, Sulsel sebagai salah satu penghasil kakao sangat potensial. Apalagi, selama ini, bahan baku beberapa produk Nestle
sebagian besar dari Sulsel.
"Pertemuan ini sebagai penjajakan awal kerja sama pengembangan kakao Sulsel hingga perintisan pembangunan industri kakao di daerah ini," ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo, menjelaskan, pihaknya akan menambah atau memperluas area produksi kakao di Sulsel. Caranya, dengan menjadikan 16 kabupaten sebagai daerah penghasil kakao. Khususnya, di lahan-lahan kritis yang memang cocok untuk ditanami kakao.
"Produksi kita cukup besar dan akan terus ditambah lagi produksinya. Sekarang, kami punya 17 juta ton," ungkap Syahrul.

Ia berharap, PT Nestle Indonesia, mau membangun industri di Sulsel. Apalagi, sebagian besar bahan bakunya merupakan kakao dari Sulsel. Karenanya, ia terus berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kakao di Sulsel melalui program piramida kakao.
"Kakao kita menuju sertifikasi sehingga kualitasnya tidak diragukan lagi," jelasnya.
Rencananya, menindaklanjuti penjajakan PT Nestle Indonesia di Sulsel, Pemprov Sulsel dan PT Nestle akan menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) di Belanda, pada Juni mendatang. Khususnya, pembangunan industri pengolahan kakao di Sulsel.
"Kita harapkan, salah satu butir MoU adalah pembangunan industri di Sulsel," harapnya.
Sementara, GM PT PLN Sultanbatara, Ahmad Siang, yang juga datang menemui gubernur, menyatakan, kesiapannya menyiapkan energi bagi industri yang akan masuk di Sulsel.
"Kalau PLN ditanya, jawabannya adalah siap. Katakan saja berapa jumlah yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan di daerah mana akan dibuat industrinya. PLN akan menyiapkan energinya," jelasnya.
Ia mengungkapkan, energi dari Takalar dan Barru akan masuk sebanyak 200 MW sehingga jumlah cadangan yang tersedia sebesar 900 MW. Selain itu, ada cadangan energi siang sebesar 300 MW sehingga industri yang akan masuk di Sulsel tidak perlu merasa was-was.
"Sekarang saja tidak ada lagi daftar tunggu. Ini menunjukkan kalau energi kita memang sudah siap untuk menerima industri yang akan
masuk di Sulsel," imbuhnya.

(upeks, 06-05-2011)

0 Comments:

Post a Comment



Blogger templates made by AllBlogTools.com