Kamis, 26 Agustus 2010

Loqqad | Investment Opportunities

MAKASSAR -- Ikon baru Sulsel dalam kegiatan promosi pariwisata, investasi, dan perdagangan resmi diluncurkan Rabu, 28 Juli. Even bernama Celebes Fair yang dihelat 27-31 Oktober di Celebes Convention Centre ini disebut bakal menyaingi kesuksesan Jakarta Fair.

Celebes Fair merupakan gabungan tiga even; Sulsel Expo, Makassar Trade Expo, dan Celebes Banking Expo. Ketiga even ini telah sukses digelar sebagai agenda tahunan setiap tahun, namun masih skala kecil.

Kepala Bidang Promosi dan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Sulsel, Sukarniaty Kondolele, mengatakan, kegiatan yang akan digelar nanti beragam dari penjualan langsung, pameran dan pesta rakyat.

Bazar berupa pembagian sembako untuk masyarakat kurang mampu serta penjualan kebutuhan pokok dengan harga murah juga meramaikan even terbesar di Sulsel ini. Kegiatan ini juga dirangkaikan festival dan pemilihan Duta Sulsel.

Banyaknya kegiatan yang akan digelar pada Celebes Fair membuat lokasi yang digunakan tidak hanya ruang convention saja tetapi juga ballroom dan pelataran gedung.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengemukakan, provinsi ini hanya perlu memperbanyak even dan membuat orang yang berkunjung merasa nyaman. "Terlalu banyak potensi yang dimiliki dan bisa ditawarkan," ujar dia.

Syahrul berjanji akan melobi banyak duta besar (dubes) untuk mengarahkan perusahaan di negaranya membuka kantor di Sulsel. Atase perdagangan di negara lain juga akan diminta mempromosikan even Celebes Fair.

Kunjungannya ke Arab Saudi, 29 Juli, juga dimanfaatkannya untuk melobi Kadin Arab Saudi untuk mengikuti Celebes Fair. "Negara ini termasuk China dan Korea banyak menyerap dana asing yang besar," kata Syahrul.

Peserta Celebes Expo tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga ditargetkan dari luar negeri. Buyers dari sepuluh negara menjadi target. Pameran Potensi Ekonomi Daerah yang telah digelar enam tahun berturut-turut mampu mendatangkan buyers dari enam negara.

Pengunjung yang ditargetkan mengikuti even ini sekitar 30 ribu orang dengan total transaksi hingga Rp 3,5 miliar. Makassar Trade Expo yang digelar 2009 lalu dikunjungi 30 ribu pengunjung dengan transaksi Rp 3 miliar.

Celebes Banking Expo bakal diikuti peserta bank pemerintah, swasta, syariah, bank perkreditan rakyat, maupun asosiasi perbankan. Kegiatan yang dilakukan di antaranya advokasi dan pelatihan usaha kecil dan menengah serta kegiatan entertainment.

sumber : fajar KAMIS, 29 JULI 2010

Rabu, 25 Agustus 2010

Ekonomi Sulsel Tumbuh 8,02 Persen

Pendorong Utama Masih Konsumtif
MAKASSAR -- Bank Indonesia (BI) Makassar merilis perekonomian Sulsel pada triwulan kedua, tumbuh sebesar 8,02 persen. Itu berarti, meningkat dari triwulan pertama 2010 yang hanya sebesar 7,77 persen. Sayangnya, pertumbuhan masih didorong oleh sektor konsumtif.

BI juga melihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) mengalami peningkatan. Pada triwulan kedua 2010, pertumbuhan ekonomi secara yoy (year on year) sebesar 5,79 persen.

Pemimpin Kantor Bank Indonesia Makassar, Lambok Antonius Siahaan, Senin, 26 Juli mengungkapkan, angka tersebut meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 4,80 persen.

Sektor ekonomi yang menyumbang cukup besar terhadap pertumbuhan sebut Lambok adalah sektor perdagangan, hotel, restoran, dan sektor pertanian. Sementara pada sisi permintaan, konsumsi lanjut Lambok masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulampua.

Dari angka tersebut, penyumbang utama adalah Sulsel sebesar 36 persen, menyusul Papua 17 persen, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah masing-masing 12 persen. Perekonomian Sulsel pada triwulan kedua kata Lambok, diperkirakan tumbuh sebesar 8,02 persen.

Itu berarti, meningkat dari triwulan pertama 2010 yang hanya sebesar 7,77 persen. Pertumbuhan tersebut lanjut Lambok, didorong meningkatnya konsumsi dan investasi.

Sementara, sektor ekonomi yang memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi Sulsel adalah, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

Lambok juga menjelaskan, laju inflasi tahunan di Sulampua pada triwulan kedua masih relatif terkendali. Meskipun kata dia, terdapat kecenderungan meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 3,51 persen menjadi 4,38 persen secara yoy. Meski demikian, angka tersebut masih berada di bawah laju inflasi nasional sebesar 5,05 persen.

"Laju inflasi Sulsel juga menunjukkan perkembangan yang relatif sama, yaitu meningkat menjadi 5,00 persen dari triwulan sebelunya yang hanya 3,46 persen," tutur Lambok.

Kinerja perbankan Sulampua juga cukup positif meskipun relatif lebih lambat. Penyaluran kredit pada posisi Mei tumbuh 13,91 persen, sementara pada periode yang sama tahun lalu tumbuh 20,36 persen.

Dana Pihak Ketiga (DPK), juga mengalami pelambatan dari 14,23 persen pada Mei 2009, menjadi 9,75 persen pada Mei 2010. Pelambatan tersebut lanjut Lambok akibat kontraksi pada simpanan giro dan melambatnya pertumbuhan deposito.

Pertumbuhan kredit Sulsel, relatif lebih baik yakni 19,06 persen. Namun DPK Sulsel mengalami perlambatan, pada Mei 2010 tercatat 9,42 persen sementara Mei 2009, 15,37 persen. "Pertumbuhan kredit Sulsel didorong kredit investasi yang meningkat cukup tajam yaitu 29,04 persen dan pertumbuhan modal kerja sebesar 24,05 persen," ungkap Lambok.

Penyaluran kredit dan penghimpunan DPK tersebut, mendorong loan to deposit ratio (LDR) perbankan Sulampua meningkat pada posisi Mei 2010 sebesar 94,22 persen. LDR perbankan Sulsel lebih tinggi lagi yakni, 121,06 persen.

BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi Sulampua dan Sulsel pada triwulan ketiga akan lebih baik lagi. Ekonomi Sulampua diperkirakan akan tumbuh 6,9 persen, sementara ekonomi Sulsel diperkirakan tumbuh 8,56 persen.

Tekanan inflasi pada triwulan ketiga, diperkirakan masih dalam besaran stabil, meskipun lanjut Lambok, ada kecenderungan meningkat. Faktor yang memicu inflasi sebut Lambok adalah meningkatnya konsumsi pada ramadan dan idulfitri, kenaikan tarif dasar listrik, serta meningkatnya realisasi program dan proyek yang bersumber dari APBD.

Inflasi Sulampua pada triwulan ketiga diproyeksikan dalam kisaran 5,5 persen, dan Sulsel 4,87-5,87 persen. "Terkait ramadan dan idulfitri, kebutuhan uang kartal masyarakat juga meningkat. BI telah mengantisipasi dengan penambahan jumlah uang kartal sekaligus mengenalkan uang baru berupa uang logam pecahan Rp1000, dan uang kertas Rp10.000 dengan desain yang lebih baru," kunci Lambok.

Sumber : Fajar SELASA, 27 JULI 2010

Selasa, 24 Agustus 2010

India tanam investasi US$1 juta di Sulsel

Sebuah grup perusahaan asing asal India, Radhee Group menanamkan modalnya sebesar US$1 juta dengan mengambil alih industri pengolahan bijih besi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kepala Bidang Promosi Badan Koordinasi Penanaman Modal Sulsel Ani Kondolele menyatakan perusahaan bernama Radhee Group tersebut juga akan menanamkan modalnya di industri semen.

"Setelah bijih besi, perusahaan ini berikutnya akan menanamkan modalnya sebesar Rp500 miliar di industri semen dengan memasok batu kapur di Kabupaten Maros, Sulsel," jelas Ani di Makassar, Rabu (30/6/2010) seperti dilansir laman Depkominfo.

Dia mengatakan, ijin operasional atas perusahaan India tersebut telah terbit dan telah terlihat aktif melakukan aktivitas bisnisnya.

Dengan masuknya nilai investasi tersebut, realisasi penanaman modal asing di Sulawesi Selatan total mencapai US$ 1,75 juta dari target US$ 100 juta pada 2010.

“Sementara penanaman modal dalam negeri masih nol dengan target sekitar Rp1,5 triliun,” katanya, dan menambahkan rata-rata bentuk penanaman modal asing di Sulsel adalah di bidang pertambangan dan perdagangan. Investasi pun diarahkan kepada pengambilalihan lahan yang sudah ada bukan dengan membuka lahan baru.

Selain India, Singapura juga tengah menjajaki peluang pengambilalihan pengelolaan blok-blok minyak yang terdapat di Sulsel

sumber : kabarbisnis.com

Senin, 23 Agustus 2010

Pemprov Launching Branding Sulsel di Singapura


SINGAPURA -- Sebuah terobosan baru dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan. Bertempat di pelataran kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Jumat 2 Juli, Gubernur Syahrul Yasin Limpo meluncurkan branding Sulsel melalui 100 unit taksi yang beroperasi di kota jasa, Singapura.

Peluncuran branding Sulsel di luar negeri itu ditandai pemecahan kendi di "moncong" taksi Smart Group –mitra Pemprov Sulsel-- yang terparkir di KBRI oleh Gubernur Sulsel. Ikut menghadiri dan terlibat langsung dalam launching promosi Sulsel itu, antara lain Duta Besar RI untuk Singapura Wardhana, Direktur Smart Group Johnny, dan Ketua DPRD Sulsel HM Roem.

"Launching branding taksi dapat memunculkan kesadaran masyarakat atau pengunjung di Singapura tentang keberadaan Sulsel di Indonesia. Daerah ini memiliki potensi yang sangat besar," kata Syahrul.
Gubernur menegaskan, pemasangan potensi investasi, sumber daya alam, dan pariwisata Sulsel pada taksi di luar negeri, bisa lebih memperbesar kerja sama Sulsel dengan Singapura.

Syahrul juga menitipkan promosi dan pengembangan kerja sama Sulsel di Singapura kepada duta besar.
Duta Besar RI untuk Singapura, Wardhana, menilai promosi melalui taksi yang mobilitasnya tinggi sebagai langkah yang sangat tepat. "Bisa memancing rasa ingin tahu orang untuk mengetahui Sulsel lebih jauh," katanya.

Apalagi, lanjutnya, dalam waktu dekat, akan dibuka penerbangan langsung Makassar-Singapura. Menurut Wardhana, terobosan tersebut juga mendapat respons positif dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kemudahan akses Singapura-Makassar ini bisa lebih mendorong perdagangan di kawasan timur Indonesia. Presiden sangat mendukung hal ini," ucap Wardhana.

Rencana penerbangan langsung Makassar-Singapura dan sebaliknya telah mengerucut pada pembicaraan jadwal. Kemarin, Pemprov Sulsel juga telah melakukan pertemuan dengan perusahaan penerbangan yang beroperasi di Singapura. Pertemuan juga berlangsung di kantor KBRI Singapura.

Pembicaraan rute penerbangan langsung dihadiri Gubernur Sulsel serta beberapa kepala SKPD Pemprov Sulsel. Sementara dari perusahaan penerbangan, antara lain International Enterprises Singapore, Sriwijaya Air, Aust Air Airlines, dan Changi Airport.

Country Manager Sriwijaya Air, Franky Gan mengemukakan, perusahaannya kini tengah mengkaji teknis kerja sama untuk pembukaan rute penerbangan. "Rencananya rute dibuka pada September. Agustus kemungkinan belum bisa," bebernya.

Pembicaraan internal perusahaan, kata dia, tengah membahas secara intensif persiapan pembukaan penerbangan. Peluangnya sangat besar, apalagi Makassar menjadi main hub dari 12 provinsi di kawasan Timur Indonesia.

Selain Sriwijaya Air, maskapai penerbangan lain yang juga meminati penerbangan langsung Makassar- Singapura adalah Aust Asia Airlines. Perusahaan penerbangan yang beroperasi di Singapura ini memiliki rute penerbangan Singapura-Timor Leste dua kali sepekan.

Sales Manager Aust Air Airlines, Yvette Chen, mengaku berencana melakukan ekspansi penerbangan rute Makassar-Singapura. Rute ini sedang tahap penjajakan dan perhitungan cost penerbangan.
Aus Air menggunakan pesawat, pilot, hingga kru kabin yang dikelola Silk Air. Fasilitas ini pula yang akan digunakan bila rute Singapura-Makassar terealisasi.

Silk Air sebenarnya pernah membuka rute penerbangan ke Makassar pada 1995 sampai tahun 2002. Namun, karena rendahnya load factor membuat rute ini ditutup.

Syahrul Yasin Limpo menjamin jumlah penumpang rute Makassar-Singapura tidak kalah banyak dari rute ke Dili. Rute Makassar-Malaysia saja bisa bertahan. Apalagi, jumlah kunjungan masyarakat di kawasan Timur Indonesia lebih besar ke Singapura.

Dia juga berjanji memfasilitasi dan mengatur jalur penerbangan tambahan dari Sulsel ke lima provinsi lain di Sulawesi. "Itu salah satu kemudahan yang bisa kami bantu untuk penerbangan ke Singapura," katanya.

Pembicaraan jadwal dengan Sriwijaya Air yang mengerucut ke September serta Aust Air, akan ditindaklanjuti dengan pembentukan tim teknis. Tim ini membicarakan teknis kerja sama termasuk fasilitas yang diperoleh maskapai yang membuka rute penerbangan ke Makassar.

Director International Corporation South East Asia International Enterprises Singapore, Kow Juan Tiang, yang memenej maskapai penerbangan di Singapura mengatakan, interaksi antara Pemprov Sulsel dan maskapai penerbangan telah berkembang sejak kunjungan ke Sulsel beberapa waktu lalu.

"Isu perhubungan udara sangat penting. Terasa ada yang kurang jika tidak segera dilakukan. Kami sangat tahu pentingnya konektivitas udara," kata Kow Juan

sumber : fajar SABTU, 03 JULI 2010

Blogger templates made by AllBlogTools.com